
Beberapa berita utama yang saling bertentangan telah memengaruhi Dolar AS menjelang rilis data inflasi penting, membuat pasar tampak bingung.
Dengan FOMC yang dijadwalkan pada 17 September dan ekspektasi potensi penurunan suku bunga, prospek Dolar AS menjadi sulit diprediksi. Meskipun ada berita negatif, seperti perubahan nada Jerome Powell di Jackson Hole atau data Non-Farm Payrolls, pedagang gagal mendorong penurunan signifikan pada Dolar AS. Indeks Dolar (DXY) saat ini cenderung bergerak sideways, karena beberapa faktor ekonomi saling bertentangan.
Faktor yang Memengaruhi Dolar AS Saat Ini
1. Laporan Revisi BLS (Bearish untuk USD)
Laporan ini menekan Dolar AS karena menunjukkan kelemahan pasar tenaga kerja, yang secara tradisional melemahkan Greenback.
2. Ketegangan Timur Tengah (Bullish untuk USD)
Konflik Israel-Hamas membuat investor mencari safe-haven, sehingga mendukung Dolar AS.
3. Data PPI & CPI Mendatang
PPI (Producer Price Index): Reaksi pasar terhadap PPI dapat mengindikasikan apakah kenaikan harga produsen bulan lalu bersifat sementara. PPI yang lemah mendukung potensi penurunan suku bunga 50 bps → Dolar turun.
CPI (Consumer Price Index): CPI lebih penting karena mengukur inflasi konsumen.
Jika CPI tinggi, risiko stagflasi meningkat dan potensi pemotongan suku bunga lebih lambat → Dolar naik.
Pasar kemungkinan akan bergerak cepat pada saat rilis data, sehingga trader harus siap menghadapi volatilitas tinggi. Momentum intraday menunjukkan potensi pemulihan, namun penjual bisa memanfaatkan level support untuk mengambil keuntungan.
#dolaras #dxy #ppi #cpi #forex #fomc #analisisdolar #prediksidolar #tradingforex #usd #indeksdolar