
Pasangan mata uang EUR/USD membuka sesi Eropa pada 1,1715, menunjukkan penguatan tipis Euro di tengah pelemahan Dolar AS. Sentimen pasar saat ini dipengaruhi oleh kombinasi data Nonfarm Payrolls (NFP) AS yang mengecewakan dan ketidakpastian politik di Prancis, yang membatasi momentum bullish Euro.
US Dollar Tertekan Hopes Fed Rate Cut
Data Nonfarm Payrolls (NFP) Agustus menunjukkan pertumbuhan pekerjaan hanya 22 ribu, jauh di bawah ekspektasi 75 ribu. Angka Juli direvisi naik menjadi 79 ribu, sementara Juni turun menjadi -13 ribu, menandai kerugian bersih pertama sejak pandemi. Tingkat pengangguran naik ke 4,3%, memperkuat spekulasi pasar akan potensi pemotongan suku bunga The Fed dalam pertemuan tanggal 16–17 September.
Pasar berjangka kini mematok kemungkinan pemotongan suku bunga hingga 50 basis poin, meningkat signifikan pasca rilis NFP. Hal ini memberikan tekanan lebih lanjut pada US Dollar, sementara investor bersiap terhadap langkah kebijakan moneter The Fed.
Euro Tertahan Krisis Politik Prancis
Meskipun Dolar melemah, Euro belum sepenuhnya menguat karena kekhawatiran atas politik Prancis. Perdana Menteri Francoise Bayrou menghadapi vote of no confidence terkait pemotongan belanja publik yang kontroversial, yang ditolak oleh oposisi utama. Kegagalan ini berpotensi menimbulkan ketidakpastian ekonomi dan politik, menekan sentimen investor terhadap Euro, terutama di tengah risiko meningkatnya retorika euroskeptik.
Data Makro Eropa
Produksi Industri Jerman naik 1,3% pada Juli, sesuai ekspektasi pasar, setelah kontraksi 0,1% di Juni.
Surplus perdagangan Jerman mengecil menjadi EUR 14,7 miliar, lebih rendah dari perkiraan EUR 15,4 miliar, karena penurunan ekspor dan impor secara tak terduga.
Kedua data ini menimbulkan pandangan bahwa ekonomi kawasan Eurozone masih menghadapi tekanan struktural, meski ada rebound produksi industri.
Sorotan Minggu Ini
Investor akan fokus pada:
ECB Monetary Policy Decision – Kamis ini, sebagai titik penting arah Euro.
Sentix Investor Confidence – Data psikologi investor yang bisa memicu volatilitas Euro.
Kombinasi data ekonomi AS yang lemah, politik Prancis yang tak menentu, dan kebijakan ECB akan menjadi penentu arah jangka pendek EUR/USD.