Wall Street Cetak Rekor Lagi: Pasar Saham AS Naik di Tengah "Kabar Buruk"

Pasar keuangan Amerika Serikat kembali bikin kejutan. Alih-alih tertekan oleh kabar ekonomi yang kurang menggembirakan, indeks saham AS justru mencetak rekor baru. Dow Jones ditutup menguat +1,36%, sementara S&P 500 dan Nasdaq juga ikut menanjak.

Fenomena ini menegaskan pepatah lama di Wall Street: kadang kabar buruk justru bisa jadi kabar baik bagi pasar saham.

 

Klaim Pengangguran Jadi Sorotan

Data terbaru menunjukkan klaim pengangguran mingguan AS naik tajam menjadi 263 ribu, jauh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya di 236 ribu. Secara logika, angka ini menandakan pelemahan pasar tenaga kerja. Namun bagi investor, data ini justru memberi harapan bahwa Federal Reserve (The Fed) akan lebih cepat memangkas suku bunga.

Tak heran, pasar saham langsung menyambutnya dengan euforia.

 

Inflasi Masih Panas 🔥

Meski klaim pengangguran meningkat, data inflasi AS tetap jadi bahan perdebatan. CPI (Consumer Price Index) Agustus naik 0,4% bulanan dan 2,9% tahunan, sementara inflasi inti naik 0,3% bulanan dan 3,1% tahunan.

 

Artinya, tekanan harga masih ada. Tapi investor tampaknya lebih fokus pada potensi pelonggaran kebijakan moneter dibandingkan risiko inflasi.

 

Kebijakan ECB: Tidak Ada Kejutan

Di Eropa, Bank Sentral Eropa (ECB) mempertahankan suku bunga di 2% sesuai ekspektasi. Proyeksi inflasi juga tak banyak berubah, diperkirakan berada di sekitar target 2% hingga 2027.

Yang menarik, Presiden ECB menyebut bahwa proses disinflasi "sudah selesai". Artinya, kemungkinan pemangkasan suku bunga tambahan di Eropa semakin kecil.

Namun, pasar Eropa tetap stabil. Imbal hasil obligasi Jerman bergerak tipis dengan sedikit kenaikan di tenor pendek.

 

Emas & Minyak Ikut Beraksi

Bukan hanya saham, emas juga kembali jadi sorotan. Harga emas naik mendekati $3.650 per ons, menembus rekor tertinggi baru—bahkan setelah disesuaikan inflasi. Permintaan datang dari:

  • Geopolitik global yang memanas
  • Kekhawatiran inflasi
  • Lonjakan utang global
  • Minat beli besar dari bank sentral & ETF

 

 

Sementara itu, harga minyak justru melemah. Brent turun ke kisaran $65 per barel, level terendah dalam beberapa bulan terakhir. Laporan IEA memproyeksikan surplus pasokan terbesar pada 2026, dengan kelebihan produksi mencapai 4 juta barel per hari di paruh pertama tahun tersebut.

 

Apa Artinya untuk Investor?

 

  • Pasar saham AS tetap bullish meski data ekonomi tidak sempurna.
  • Emas makin menarik sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian.
  • Minyak berpotensi melemah lebih lanjut seiring prediksi surplus besar di tahun mendatang.
  •  

Bagi trader, kondisi ini membuka peluang:

  • Saham AS untuk riding the trend
  • Emas untuk lindung nilai
  • Minyak untuk strategi short-term trading

 

Source: ACTIONFOREX

 

#wallstreet #dowjones #nasdaq #snp500 #inflasi #emas #minyak #trading #investasi

Kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman browsing Anda, menayangkan iklan atau konten yang dipersonalisasi, dan menganalisis trafik kami. Dengan mengklik “Terima”, Anda menyetujui penggunaan cookie oleh kami. learn more Accept